Efek psikologis saat menikmati cokelat disebabkan oleh titik leleh lemak kokoa yang sedikit di bawah suhu tubuh manusia. Bila memakan sepotong cokelat, lemaknya akan lumer dalam mulut. Lumernya lemak ini akan menimbulkan rasa lembut di mulut yang menurut riset BBC akan meningkatkan aktivitas otak dan debaran jantung lebih kuat dari yang dihasilkan ciuman mulut ke mulut dan akan bertahan empat kali lebih lama setelah aktivitas ini berhenti.
Lemak kokoa sering diganti dengan minyak yang lebih murah, seperti lesitin dari kedelai atau minyak palem karena kokoa merupakan bahan yang cukup mahal bila dibandingkan dengan gula atau minyak nabati.
Cokelat mengandung alkaloid-alkaloid seperti teobromin, fenetilamina, dan anandamida, yang mempunyai efek fisiologis bagi tubuh. Kandungan-kandungan tersebut banyak dihubungkan dengan tingkat serotonin dalam otak.
Cokelat juga bisa menjadi racun bagi sebagian hewan, misalnya kuda, anjing, burung kakak tua, tikus kecil, dan anak kucing, karena metabolisme tubuh mereka tak dapat mencerna kandungan kimia teobromin dalam cokelat secara efektif.
Referensi: Kamus Pengetahuan Umum, Wikipedia
Tweet |
Informasi/Berita tentang Cokelat ini dipublikasikan pada hari Kamis, 09 Desember 2010