Air Berkarbonasi

24.5.11
Air berkarbonasi (juga dikenal sebagai soda, air soda, air gemericik, atau air soda) adalah air di mana gas karbon dioksida dalam tekanan telah dilarutkan, sebuah proses yang menyebabkan air menjadi berbusa.

Air berkarbonasi merupakan bahan yang terdapat pada minuman ringan berkarbonasi. Proses melarutkan karbon dioksida dalam air disebut karbonasi.

Di sebagian besar restoran modern dan tempat minum, air soda sering diproduksi di tempat dengan menggunakan alat yang dikenal sebagai karbonator. Karbonator menggunakan pompa air mekanik untuk memberikan tekanan pada air yang disaring sekitar 100 psi. Air bertekanan disimpan dalam bejana stainless steel dan CO2 disuntikkan ke dalam air yang menghasilkan air berkarbonasi.

Air berkarbonasi sering diminum begitu saja atau dicampur dengan jus buah. Air tersebut juga dicampur dengan minuman beralkohol untuk membuat cocktail, seperti Whisky dan soda atau Campari dan soda. Rasa air berkarbonasi juga tersedia di pasaran. Ini berbeda dari soda karena mengandung rasa (biasanya rasa buah asam seperti lemon, jeruk nipis, atau raspberry) tapi tanpa pemanis.

Air berkarbonasi merupakan penyebab erosi gigi sangat rendah, juga dikenal sebagai erosi asam. Walaupun potensi pelarutan air gemericik masih lebih besar dari air, tingkatnya tetap rendah. Perbandingannya, minuman ringan berkarbonasi menyebabkan kerusakan gigi pada tingkat beberapa ratus kali dari air gemericik biasa. Menurunkan kadar gas air berkarbonasi mengurangi potensi pelarutannya, namun tingkat keseluruhan masih relatif rendah, menunjukkan bahwa penambahan gula ke dalam air, bukan karbonasinya, adalah penyebab utama dari kerusakan gigi.

Konsumsi minuman berkarbonasi tidak dihubungkan dengan peningkatan resiko tulang retak dalam studi pengamatan, dan efek minuman berkarbonat pada jumlah kalsium dalam tubuh dapat diabaikan, yang membuatnya tak berbahaya sebagaimana air biasa. Kehadiran asam fosfat dalam banyak minuman ringanlah yang mengurangi kepadatan tulang dan meningkatkan resiko patah tulang.

Air berkarbonasi mengurangi gejala gangguan pencernaan (dispepsia) dan sembelit, menurut penelitian di European Journal of Gastroenterology and Hepatology.

Sebuah artikel pada tahun 2004 dalam Journal of Nutrition menemukan bahwa air bersoda dengan kadar natrium yang lebih tinggi menurunkan kadar kolesterol dan resiko masalah kardiovaskuler pada wanita menopause.

Informasi/Berita tentang Air Berkarbonasi ini dipublikasikan pada hari Selasa, 24 Mei 2011

-
 
beritasi.blogspot.com - sitemap