Tahapan dan Tantangan Pernikahan

16.6.11
Sering kita mendengar ungkapan orang atau bahkan film yang dibuat berdasarkan kehidupan pribadi seseorang yang mengatakan bahwa pernikahan itu indah pada awalnya tapi semakin lama akan semakin biasa-biasa saja. Ketika awal pernikahan pasangan masih saling mencurahkan perhatian tapi seiring berlalunya waktu perhatian pasangan semakin berkurang.

Rita De Maria, PhD, penasehat, terapis masalah keluarga dan rumah tangga yang juga adalah penulis buku The 7 Stages of Marriages mengatakan bahwa pernikahan sebenarnya terdiri dari beberapa tahapan penting. Pada setiap tahapan, anda bersama pasangan anda akan menghadapi tantangan yang akan menentukan masa depan pernikahan anda.

"Dengan memahami seperti apa tahapan itu, anda akan dapat selalu melalui tahun demi tahun dengan ikatan cinta serta komitmen yang semakin kuat," kata DeMaria.

Inilah lima tahapan penting perkawinan dan apa saja yang perlu anda ketahui:

Tahapan pertama: Bulan madu - Beberapa tahun pertama hingga sebelum anda mempunyai anak-anak merupakan masa penuh gairah dan cinta. Semua selalu tentang anda berdua. Berlibur berduaan ke tempat terpencil, bercinta di waktu-waktu tak terduga, semuanya membuat hubungan terasa begitu romantis seperti yang digambarkan di film-film.

Akan tetapi anda juga sebaiknya perlu berusaha untuk membangun fondasi rumah tangga dari hal-hal yang berada di luar urusan kamar tidur. Ini saatnya bicara, apa yang akan anda berdua rencanakan untuk masa depan keluarga. Kapan akan punya anak, lalu bagaimana karier anda dan suami. Siapa yang akan mengasuh anak nanti, dan apa harapan suami untuk anak-anak dan juga anda. Bicarakan ini, maka selanjutnya anda tidak perlu menghabiskan waktu untuk perdebatan yang tidak perlu.

Tahapan kedua: Memantapkan fondasi - Anak-anak mungkin belum lahir, tapi anda mulai mengetahui kekurangan, kelebihan, serta kebiasaan buruk pasangan, begitu pula dengan dirinya terhadap anda. Di tahap ini, anda perlu belajar pentingnya kerjasama tim di dalam keluarga. Samakan kembali visi dan misi ke depan dan jalin kedekatan dengan orang-orang yang berpengaruh terhadap anda berdua, seperti keluarga besar misalnya.

"Salah satu penyebab pasangan suami-istri mengalami perceraian pada fase ini adalah karena mereka tidak berusaha untuk mempertemukan dua pikiran, dan malah menghindari perbedaan pendapat," kata Beverly Hyman, PhD, salah satu penulis buku How to Know If It's Time to Go: A 10-Step Reality Test for Your Marriage.

Tahapan ketiga: Keluarga adalah segalanya - Ini adalah fase terpenting dari kehidupan berkeluarga. Pada saat ini, anda sudah membangun keluarga utuh dengan beberapa orang anak, membeli mobil dan rumah, dan mulai mencari pekerjaan yang lebih menjanjikan masa depan. Hidup jadi semakin sibuk, dan menurut Dr Hyman, inilah saat yang rawan. Sebab, anda jadi kurang memiliki waktu untuk berpikir tentang pasangan, bagaimana caranya agar bisa punya banyak waktu berdua, dan bagaimana menikmati keintiman dengan pasangan. Yang lebih banyak anda pikirkan adalah anak-anak, pekerjaan, dan utang-utang yang harus dibayar.

"Sempatkan untuk berbicara dari hati ke hati dengan pasangan. Atur rencana untuk bisa berduaan saja. Tidak perlu sampai meninggalkan anak, tapi mungkin dengan menunggu mereka tidur di malam hari, lalu anda bisa nonton berduaan dengan pasangan dan bercakap-cakap. Lebih baik lagi, bila setelahnya 'percakapan' ini berlanjut di atas ranjang," saran Dr Hyman.

Tahapan keempat: Kembali berdua - Ketika anak-anak sudah besar, menuntut ilmu atau bekerja di kota lain dan lebih sibuk dengan urusan pribadinya, anda akan mendapati bahwa inilah saat ketika anda kembali berduaan dengan pasangan. Berbeda dengan dulu pada waktu baru menikah, anda mungkin bisa dibilang tidak punya banyak beban. Segala yang bersifat material sudah tercapai dan secara emosional anda dan pasangan juga sudah jauh lebih matang.

Dr. Hyman menyarankan anda berdua untuk memanfaatkan fase ini dengan mencoba berbagai pengalaman baru. Seperti menekuni olahraga, berkebun, atau memelihara binatang. anda bisa melakukannya bersama pasangan atau sendiri-sendiri.

Tahapan kelima: Lengkaplah sudah! - Anak-anak sudah menikah dan membina rumah tangganya sendiri. anda juga sudah pensiun dari pekerjaan dan punya banyak waktu bersama pasangan. Pada fase ini, anda perlu menikmati segala yang telah anda dapat selama perjalanan waktu. Tidak banyak yang perlu anda hadapi lagi di fase ini, selain menyongsong hari tua bersama pasangan, sambil selalu menjalin kedekatan dengan anak dan cucu.

Informasi/Berita tentang Tahapan dan Tantangan Pernikahan ini dipublikasikan pada hari Kamis, 16 Juni 2011

-
 
beritasi.blogspot.com - sitemap