Tidak sedikit pengetahuan yang diperoleh para psikolog tentang mengambil resiko berasal dari penelitian laboratorium di mana orang diminta untuk memilih antara sejumlah uang yang pasti atau berjudi untuk mendapatkan jumlah yang lebih besar.
Akan tetapi, keputusan semacam itu tidak sama dengan memutuskan apakah anda akan berkendara cepat untuk pulang ke rumah dari tempat kerja, menggunakan kondom, atau naik Roller Coaster.
Penelitian 10 tahun terakhir menemukan bahwa cara orang untuk mengambil resiko dalam satu bidang tidak selalu sama dengan bidang lainnya.
"Pandangan umum mengatakan wanita mengambil resiko lebih sedikit daripada pria, bahwa hal itu dimulai pada awal masa kanak-kana, di semua kebudayaan, dan seterusnya," kata Bernd Figner dari Universitas Columbia dan Universitas Amsterdam, yang ikut menulis makalah tersebut bersama Elke Weber dari Universitas Columbia.
Kebenarannya lebih rumit. Pria bersedia mengambil resiko lebih dalam keuangan. Tetapi wanita lebih mengambil resiko sosial, suatu kategori yang mencakup hal-hal seperti memulai karir baru di perengahan usia 30an, atau membicarakan tentang masalah yang tidak populer dalam rapat di tempat kerja.
Tampaknya bahwa perbedaan ini dikarenakan pria dan wanita memandang resiko secara berbeda. Perbedaan dalam persepsi tersebut sebagiannya mungkin disebabkan seberapa akrabkah mereka dengan situasi berbeda, menurut Figner.
"Jika anda memiliki lebih banyak pengalaman dengan situasi beresiko, anda mungkin melihatnya kurang beresiko," tambah Figner.
Studi ini akan diterbitkan di edisi Agustus Current Directions dalam Psychological Science.
Tweet |
Informasi/Berita tentang Pria dan Wanita Beda Melihat Resiko ini dipublikasikan pada hari Jumat, 29 Juli 2011