Physorg melaporkan bahwa ahli biologi Universitas Indiana telah meneguhkan "hipotesis Ratu Merah" di mana manusia bereproduksi melalui seks karena kita dekat dengan parasit, sesuatu yang berpotensi mengancam atau membahayakan kita.
Hipotesis ini memperoleh namanya dari kalimat dalam karangan Lewis Carrol Through the Looking Glass: "Untuk tetap berada di tempat yang sama, memerlukan semua lari yang dapat anda lakukan."
Pemikirannya ialah bahwa reproduksi seksual melalui fertilisasi silang menjaga populasi inang selangkah lebih maju dari parasit, yang turut berevolusi untuk menginfeksinya. Dalam konteks turut berevolusi inilah baik inang maupun parasit berlari (berevolusi) secepat mungkin hanya untuk dapat tinggal di tempat yang sama.
Nampaknya ini merupakan berita bagi siapa pun yang bukan ahli biologi, tapi seks tampaknya tidak evolusioner masuk akal. Reproduksi seksual memerlukan pemisahan satu spesies menjadi dua jenis kelamin, hanya satu yang dapat menghasilkan keturunan.
Dari perspektif evolusi, proses tersebut berarti lebih banyak yang harus dilakukan oleh satu spesies. Lebih gampang untuk memilih fertilisasi sendiri di mana betina dapat memicu telurnya sendiri untuk berkembang menjadi embrio, tanpa memerlukan sperma, sehingga spesies betina saja yang diproduksi, karena hanya itu yang dibutuhkan. Secara teoritis, reproduksi sendiri seharusnya meluas pada berbagai spesies dan seks seharusnya langka.
Menurut makalah yang diterbitkan hari ini di Science, kita dapat berterima kasih kepada cacing kecil yang disebut Caenorhabditis elegans yang memaksa evolusi memerlukan seorang mitra untuk reproduksi. Tanpa cacing tersebut, hidup mungkin agak sedikit membosankan dan kita hanya akan menjadi spesies perempuan, terserah anda memutuskan apakah itu baik atau tidak.
Tweet |
Informasi/Berita tentang Seks Ada Karena Parasit ini dipublikasikan pada hari Sabtu, 09 Juli 2011