Penelitian yang dilakukan oleh Michael Morris dan Chavkin-Chang dari Columbia University Business School, Maia Younh dari University of California, Los Angeles, Anderson School of Management, dan Vicki Scherwin dari California State University, Long Beach, menunjukkan bahwa kita menganggap pemimpin tertentu berkarisma melalui "pemikiran magis".
Para peneliti ingin mengetahui mengapa beberapa manajer dianggap sebagai seseorang yang memiliki karisma, pemimpin visioner, dengan konsekuensi perilaku dan tindakan para karyawan terhadap mereka.
Contoh yang sangat dikenal untuk fenomena ini ialah Steve Jobs. Mistiknya sebagai seorang visioner karismatik sebagian diperolehnya dari "kekuatan magisnya" mempresentasikan produk-produk Apple, menurut para peneliti.
"Akankah para penonton terpukau oleh suara spontan informalnya jika mereka mengatamatinya melakukan latihan sepuluh jam untuk berbicara di depan umum? Akankah mengetahui metodenya akan membuat ia kurang magis?," tanya mereka.
Pada suatu studi, para subyek menilai dua orang eksekutif, satunya sukses melalui visi dan satunya lagi sukses melalui kerja keras. Hasilnya menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan eksekutif yang bekerja keras, eksekutif visioner dianggap lebih kreatif, mengherankan, dan karismatik.
"Menang dalam bisnis dan usaha politik tak hanya berasal dari bekerja dengan baik, tapi juga berasal dari pengelolaan interpretasi orang lain terhadap kinerja anda," kata Prof. Morris.
Studi ini baru saja diterbitkan di Journal of Management.
Tweet |
Informasi/Berita tentang Karisma Pemimpin ini dipublikasikan pada hari Senin, 08 Agustus 2011