Pada waktu kita merasa cemas atau lelah, hipotalamus akan mengirim sinyal ke kelenjar pituitari yang kemudian diteruskan ke kelenjar adrenal. Kelenjar ini lalu memproduksi kortisol yang merupakan hormon stres.
Saat kortisol diedarkan ke sistem tubuh, semua organ tubuh akan menerimanya dan terjadilah peradangan karena reaksi stres. Peradangan ini akan memproduksi antioksidan yang merusak sel-sel.
Peradangan yang hanya terjadi seketika memang membantu melawan penyakit, tapi jika berlangsung lama dan secara terus menerus akan berakibat tidak baik pada tubuh. Hal ini dapat menyebabkan peyakit jantung, asma atau diabetes.
Lalu bagaimana stres membuat kulit cepat tua? Faktor emosi ternyata memiliki pengaruh besar terhadap penuaan dini. Saat terjadi peradangan pada pori-pori, maka akan terjadi pembengkakan dan gampang tersumbat. Selanjutnya ketika terjadi peradangan pada kolagen, susunannya pecah sehingga menimbulkan keriput.
Tanda-tanda seperti keriput, kulit kering, gatal, jerawat, sebenarnya merupakan indikator proses yang terjadi di bawah kulit. Akan tetapi kita lebih gampang menyalahkan pengaruh luar misalnya cuaca atau debu yang mengakibatkan gangguan kulit tersebut.
Penelitian telah mengungkapkan bahwa jerawat yang dialami para remaja ketika ujian, 23 persen lebih berat ketimbang saat kurang mengalami stres. Jerawat tersebut bukan karena produksi kelenjar minyak yang berlebihan, tapi karena peradangan dalam tubuh.
Oleh karena stres sangat mempengaruhi kesehatan kulit, agar kecantikan tidak cepat berkurang, perawatan kulit seharusnya ditambah dengan perawatan emosional untuk mengontrol tingkat stres. Konsumsi makanan yang sehat untuk membantu anda menghadapi stres dan luangkan waktu untuk rileks yang akan membebaskan tubuh dan pikiran anda dari tekanan.
Tweet |
Informasi/Berita tentang Kulit Cepat Tua Karena Stres ini dipublikasikan pada hari Minggu, 28 Agustus 2011